What To Do About Your Brain-Injured Child Course
Mohon maaf nih baru bisa posting lagi mengenai training Glenn Doman yang kami ikuti 2 minggu lalu. Joan masih di rumah sakit, tapi kondisinya sudah membaik, jadi ini sambil nungguin Joan tidur, aku posting lagi mengenai training nya.
Training yang kami ikuti adalah training paling dasar dari serangkaian training yang diberikan oleh The Institutes for The Achievement of Human Potential (IAHP). Tapi jangan tertipu dengan istilah “paling dasar”, karena justru di training inilah semua dasar-dasar terapi dari IAHP dijelaskan. Dan training ini bukan training main-main: 5 hari penuh, dari jam 9 pagi sampai jam 7 malam setiap hari, dengan jeda break hanya 10 menit setiap 1 jam, dan makan siang yang hanya 45 menit. Ini semua diperlukan karena materi yang diberikan memang banyak sekali, dan tidak ada satupun bagian training yang tidak penting.
Training ini dilakukan dengan metode video training. Jadi, kita bukan mendengarkan trainer yang langsung menyampaikan bahan-bahan, tapi melalui pre-recorded video. Video yang diputar adalah rekaman training yang sama yang dilakukan di kantor pusat IAHP di Philadelphia, dan melihat konteks pembicaraan yang disampaikan, saya tebak sepertinya direkam kurang lebih 10-15 tahun yang lalu. Wah, jangan2 isinya sudah kedaluarsa dong? Ya, benar, pertanyaan yg sama juga sempat aku pikirkan. Tapi, pada kenyataannya, tidak banyak yang berubah di dalam prinsip-prinsip dasar terapi dari IAHP ini. Benar, sudah banyak alat-alat tambahan yang mereka gunakan yang tidak disampaikan di video tersebut, tapi kita bisa dengar langsung update-update terbaru dari staf IAHP yang datang pada saat training ini.
Jadi, teknik penyampaian training kira-kira seperti ini. Pertama, kita mendengarkan training video kurang lebih selama 50 menit. Karena ini video, jadi tentunya kita tidak bisa mengangkat tangan dan bertanya. Jadi, yang kita lakukan adalah mencatat pertanyaan2 atau hal-hal yang tidak kita mengerti. Kemudian, kita akan break selama 10 menit. Pada saat break inilah, kita bisa menyampaikan pertanyaan2 kepada staf IAHP yang hadir pada training itu. Dan staf yang hadir ini bukan staf sembarangan, tapi merupakan staf senior dari IAHP. Tentunya yang paling utama adalah Janet Doman, anak Glenn Doman yang sekarang menjadi Direktur IAHP. Kemudian ada Suzan yang menangani bagian intelegensia, Leia dari bagian fisik, Yukie dan Dr Lee dari bagian nutrisi dan medis. Janet, Suzan dan Leia datang dari Philadephia, Yukie dari Tokyo dan Dr Lee dari Beijing. Semua akan menjawab pertanyaan2 kita di bagian mereka masing-masing.
Di luar isi materi yang disampaikan, hal lain yang juga menarik adalah dinginnya ruang training 🙂 Janet menjelaskan kepada kami bahwa berdasarkan penelitian mereka, oksigen yang dibutuhkan oleh otak bergantung pada suhu ruangan. Mereka dengan sengaja mendinginkan ruangan ke titik paling rendah untuk mengurangi jumlah oksigen yang kita butuhkan, sehingga kita bisa terjaga lebih lama dan lebih fokus pada isi training. Yang pasti sih, kami semua jadi kedinginan, dan hampir semua menggunakan jaket, terutama rekan-rekan dari Indonesia. Dari total 44 orang yg mengikuti training, 13 orang dari Indonesia.
Isi trainingnya sendiri sangat luar biasa dan membuka wawasan. Kalau di cari di Internet, banyak pihak yang mengatakan bahwa teknik yang digunakan IAHP sangat kontroversial. Setelah mendengar langsung dari training ini, menurut saya teknik mereka tidak kontroversial sama sekali. Mungkin benar, sangat melawan arus dari apa yang diyakini oleh dunia medis. Tapi, melawan arus bukan berarti kontroversial, bahkan menurut saya pribadi, sangat logis dan memiliki dasar pemikiran yang kuat. Memang, Glenn Doman sendiri mengakui bahwa mereka sering tidak bisa menjelasakan secara ilmiah mengapa ketika mereka melakukan teknik patterning (misalnya) akan membantu anak merayap, merangkak ataupun berjalan. Dan inilah yang sering ditanyakan oleh para ahli medis. Tapi, yang bisa ditunjukkan oleh IAHP adalah hasilnya itu sendiri: mereka punya data lengkap mengenai jumlah anak yang akhirnya bisa melihat, mendengar, membaca, berjalan, menulis, dst. Dengan sedikit guyon, Glenn menyampaikan bahwa mungkin yang lebih mengerti cara kerja mereka adalah para ahli engineering, yang sering sekali tidak perduli mengenai “bagaimana” dan lebih melihat hasil akhir. Bukankah yang kita butuhkan adalah hasil akhirnya?
Terus terang, saya ingin sekali menjelaskan isi training itu di website kami ini, krn saya ingin sekali berbagi dengan semua orang. Tapi akhirnya saya putuskan untuk tidak melakukan itu, dengan beberapa pertimbangan.
Pertama, tentu saja saya menghargai hak cipta yang dimiliki oleh IAHP. Mereka menghasilkan apa yang mereka miliki berdasarkan pengalaman 50 tahun lebih di bidang ini. Setidaknya, saya seharusnya bisa menghargai itu.
Kedua, akan sangat sulit sekali merangkum training 5 hari penuh menjadi 1 blog posting, atau bahkan beberapa blog posting. Akan lebih baik bagi para orang tua untuk mengikuti langsung training ini. Atau, beli lah buku dari IAHP atau dari Gentle Revolution, seperti buku What To Do About Your Brain-Injured Child, How To Teach Your Baby To Read, dst. Semua buku-buku itu menjelaskan teknik IAHP dengan sangat rinci, dan akan sangat membantu anda semua untuk melihat bagaimana sebenarnya teknik yang digunakan oleh IAHP itu.
Sebagai tambahan, selain buku-buku, teknik yang digunakan IAHP sebenarnya bisa dilihat dari berbagai sumber, termasuk dari website IAHP sendiri. Misalnya, mengenai The Institutes Development Profile, daftar buku, program-program untuk anak brain-injured, dst.
Hal paling mendasar dari teknik IAHP ini adalah kesederhanannya. Pertama, kita diajari bagaimana caranya menilai (assessment) anak kita sendiri berdasarkan Development Profile. Dari sana, kita bisa melihat, walaupun Joan (misalnya) sudah berumur 6 tahun, tapi secara perkembangan otak, sebenarnya dia setara dengan anak umur 4 bulan. Dari sini, kita diajarkan teknik-teknik terapi yang dibutuhkan untuk meningkatkan “umur neurologis” ini, agar dapat mengejar ketinggalan. Setiap kolom dan setiap baris pada Development Profile memiliki teknik sendiri, dan kitalah yang akan menentukan teknik terbaik yang sesuai dengan kebutuhan anak kita. Contohnya untuk Joan, kami sudah membuat program ideal yang terdiri dari beberapa bagian. Untuk mata, kami akan lebih banyak menggunakan warna-warna kontras hitam-putih, baik dalam bentuk wallpaper, flash-card, projection dengan komputer, dll. Untuk telinga, kami akan menggunakan suara-suara umum seperti lonceng, gelas dipukul, suara kami memanggil Joan, dll. Untuk perabaan, kami akan menggunakan sisir halus dan kasar, beledru, bulu ayam, kertas pasir halus, dst. Untuk motorik, kami akan membuat inclined floor yang akan membantu Joan belajar merangkak, plus melakukan teknik patterning.
Tambahan lain adalah program nutrisi, dengan menghindari bahan-bahan makanan yang sering membuat alergi, seperti susu sapi, tomat, pisang, dll. Kami juga harus memperhatikan kebersihan rumah, termasuk udara yang bersih, bebas debu, dst.
Inti utama dari semua teknik ini bisa disederhanakan menjadi beberapa hal penting. Pertama, bahwa otak manusia masih bisa berkembang dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan. Jadi, tidak ada istilah bahwa otak sudah berhenti berkembang dan tidak ada lagi tindakan yang bisa dilakukan. Kedua, untuk merangsang otak, semua teknik yang diajarkan harus dilakukan dengan frekuensi sesering mungkin, dengan intensitas yang tepat, dan durasi yang panjang. Hal ini memungkinkan otak beradaptasi dengan input-input yang kita berikan. Ketiga, semua program ini kembali bergantung pada kondisi umum kesehatan anak: anak yang sehat akan lebih cepat mengikuti program ini. Jadi, nutrisi dan kondisi lingkungan yang sehat akan sangat membantu.
Untuk orang tua dengan anak brain-injured, seperti Cerebral Palsy, Epilepsi, Autis, retardasi mental, spastis, dll, kami sangat sangat sangat menganjurkan untuk melihat teknik dari IAHP ini. Bila anda mampu (secara finansial) untuk mengikuti training ini, sangat sangat kami rekomendasikan. Atau setidaknya, bacalah buku What To Do About Your Brain-Injured Child dan seri How To lainnya, dan coba sendiri menerapkan teknik yang diajarkan di sana. Kami sendiri belum mencoba, tapi berdasarkan diskusi dengan orang tua lain yang sudah mencoba, hasilnya jauh lebih baik daripada teknik “konvensional” seperti fisioterapi, pengobatan epilepsi, dll.
Apabila anda memiliki pertanyaan mengenai teknik Glenn Doman, IAHP, cara mengikuti training ini, dll, silahkan menghubungi kami. Kami akan dengan senang sekali membantu anda.
Add a Comment
You must be logged in to post a comment.
Papa & Mama Joan yth……..
Tehnik iahp utk pembelajaran kecerdasan anak memang benar menakjubkan akan tetapi utk koreksi/pemulihan tbh nya rasanya biasa2 sj tdk terlalu jauh beda dg tehnik konvensional sprt fisioterapi dsb.(Maaf ini sesuai dg kenyataanya)
Andai memang masih upayakan yg cukup maksimal utk kepulihah ‘buah hatinya’ silahkan kunjungi “fb” & lihat note di profile mungkin ada yg bisa diambil sbg acuan.
Mudah2an info ini menjadi pertimbangan & acuan.
Halo @imoetz,
Terima kasih atas komentar dan infonya. Apakah anda benar2 tau mengenai teknik IAHP, atau hanya berdasarkan buku-buku dan mendengar dari pihak lain?
Berdasarkan training yg kami terima, teknik IAHP memberikan porsi yang sama besar antara nutrisi, fisik dan kecerdasan. Apabila anda mengenal teknik IAHP dengan baik, tentunya anda tau mengenai enam bagian development profile dari IAHP: visual, auditory, tactile, mobility, language, dan manual. Bisa dilihat bagaimana aspek fisik ada 2 diantaranya: mobility dan manual. Malah teknik-teknik pelatihan IAHP sangat mengandalkan kemampuan fisik, krn hal ini akan membantu kecerdasan anak secara umum.
Hi, saya rinda, saya juga mengikuti kursus yg sama……menurut saya siy hasilnya mmg lebih efektif ketimbang terapi konvensional karena sangat intensif salah satunya….Naomi (14 bulan, down syndrome) bisa cepat merayap karena dilatih dengan inclined floor….dan sepertinya skrg sudah mengenal gambar hewan tertentu karena saya secara rutin memperlihatkan kartu “bit of intelligent”…
senang sekali bs menemukan orang yg juga ikut kursus ini…please kedepannya bisa sharing terkait elaksanaan program, krn kadang2 saya mengalami kebingungan untuk how to-nya…