IBM, Open Source dan Mainframe
Semua orang di dunia TI pasti mengenal IBM sebagai salah satu pendukung Open Source di dunia, selain perusahaan-perusahaan lain seperti Sun, Red Hat, Zend, dll. Strategi IBM di dunia Open Source bahkan sudah menjadi bahan penelitian di berbagai buku seputar open source dan user-driven community. Salah satunya adalah buku “Wikinomics: how mass collaboration changes everything” yang menjadikan IBM sebagai salah satu referensi bagaimana cara yang tepat untuk bekerja sama dengan komunitas Open Source.
Oleh karena itu, cukup mengagetkan ketika sebuah perusahaan open source (TurboHercules SAS, yang relatif tidak dikenal) melaporkan IBM ke Komisi Eropa karena dianggap menghalang-halangi produk open source mereka yang menyediakan simulasi Mainframe.
Mainframe? Kenapa mainframe? Mungkin masih banyak di antara kita yang menganggap Mainframe sebagai sebuah dinosaurus di dunia TI, yang setiap saat bisa punah karena sudah tidak relevan lagi. Mungkin pendapat ini benar adanya 5-10 tahun yang lalu, ketika semua orang berlomba-lomba membuktikan bahwa server-server yang lebih kecil (dibandingkan Mainframe) bisa menjadi pengganti Mainframe yang jauh lebih efektif dan efisien dana. Tapi, saat ini, banyak orang mulai mempertimbangkan kembali pendapat tersebut. Perubahan ini terjadi karena pergeseran yang ditimbulkan oleh munculnya Cloud Computing.
Cloud Computing menggeser paradigma komputasi kembali ke struktur pemrosesan terpusat, yang memusatkan sumber daya pemrosesan data (dan tentu saja media penyimpanan) ke sebuah titik pusat, dan memanfaatkan terminal komputer hanya sebagai user interface saja. Sounds familiar? Tentu saja. Hal yang sama adalah yang ditawarkan oleh Mainframe di jaman sebelum PC mulai merajalela. Model terpusat ini tentu saja menjadi celah bisnis baru bagi produsen Mainframe, yang saat ini didominasi (atau dikuasai) oleh IBM. Oleh karena itu, jangan heran kalau IBM berusaha keras melindungi bisnis lamanya ini, yang tiba2 menjadi bisnis baru yang sangat menggiurkan.
Sebenarnya, tuduhan monopoli bukan baru kali ini dilontarkan oleh kompetitor IBM. Rival-rival IBM telah lama menuduh IBM menjalankan praktek bisnis yang cenderung monopolistik di dunia Mainframe. Bahkan, baru-baru ini Departemen Kehakiman Amerika Serikat memulai penyelidikan terhadap IBM atas tuduhan monopoli ini. Laporan dari TurboHercules ini tentu saja akan menambah deretan panjang tuduhan monopoli ini, dan kali ini disampaikan pada institusi Komisi Eropa yang dikenal sangat anti monopoli dan sangat mendukung Open Source.
Laporan ini akan menjadi hal biasa kalau tidak karena pelapor adalah sebuah perusahaan Open Source. TurboHercules adalah perusahaan yang bermaksud mengkomersialkan Hercules, sebuah aplikasi open source yang dapat mengemulasi mainframe. Pasar bagi produk ini sangat besar, karena dapat digunakan di server-server umum yang kemudian akan digunakan oleh perusahaan sebagai lokasi pengembangan dan uji coba. Tanpa software ini, maka perusahaan-perusahaan tersebut harus memiliki mainframe terpisah untuk hal tersebut.
Masalahnya, Hercules hanyalah melakukan emulasi terhadap hardware mainframe, dan masih membutuhkan Sistem Operasi mainframe dari IBM. Di sinilah masalah muncul: IBM selalu menjual Sistem Operasi nya bersama dengan hardware mainframe, setidaknya sejak tahun 2000. TurboHercules sudah mengirimkan surat kepada IBM untuk meminta ijin penggunaan Sistem Operasi ini, tapi mereka belum mendapatkan jawabannya. Mereka bahkan sedikit menyindir IBM dengan mengatakan bahwa mereka berharap IBM akan memberikan respons yang positif karena IBM adalah salah satu perusahaan utama pendukung Open Source. Menarik.
Saya pribadi berharap IBM bisa melakukan hal yang sama yang IBM harapkan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain: terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan lain dalam keterbukaan informasi demi menjaga interoperabilitas. Tentunya, dengan cara mengijinkan perusahaan seperti TurboHercules untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan, tanpa harus dibatasi oleh batasan-batasan bisnis yang tidak jelas alasan teknisnya.