Cara (baru) pemaksaan pembuatan Kartu Kredit
Well, terus terang saya ngga tau apakah ini cara baru atau tidak, tapi setidaknya baru buat saya
Sebulan yang lalu, di kantor, saya dipanggil ke receptionist karena ada pengiriman kartu kredit dari Bank M (nama disamarkan, saya tidak mau jadi Prita berikutnya ). Sewaktu saya perhatikan, memang benar pengiriman kartu kredit dari Bank M, yang juga mencantumkan logo sebuah hipermarket H (nama disamarkan juga) di amplopnya. Saya tanyakan ke petugas kurir nya, ini kartu apa, krn kartu kredit saya dari Bank M belum kedaluarsa. Dia bilang tidak tau, dan dia tidak ijinkan saya membuka amplopnya sebelum saya tanda tangan.
Yang menarik, saya disodorkan selembar kertas untuk ditanda tangan, yang setelah saya perhatikan, bukan formulir penerimaan pengiriman kurir yang biasa. Karena penasaran, saya perhatikan lebih rinci lagi. Ternyata formulir tersebut adalah formulir permohonan pembuatan Kartu Kredit baru. Di situ jelas tercantum, bahwa kalau saya memberikan tanda tangan, artinya saya setuju untuk membuat kartu kredit baru, yang tentunya kartunya sudah ada di dalam amplop yang ditujukan ke saya.
Karena bingung (dan kesal), saya menelpon Customer Service (CS) Bank M dan menanyakan apakah memang ada jadwal pengiriman kartu kredit untuk saya. Ternyata CS tidak bisa melihat data tersebut, karena data itu hanya dimiliki oleh pihak Marketing. Aneh . Karena tidak mau berlama-lama, saya minta CS untuk mencatat bahwa saya menolak menerima pengiriman kartu tersebut, dan paket tersebut saya kembalikan ke kurir.
Saya kira seluruh masalah ini sudah selesai. Ternyata ada episode lanjutan Seminggu kemudian, saya menerima SMS dari Bank M yang menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan mengirimkan kartu kredit untuk saya. Lagi-lagi saya harus menelepon CS Bank M. Yang menarik, tidak ada catatan di sistem mereka mengenai kejadian 1 minggu sebelumnya. Lho, kok bisa CS sebuah bank besar tidak mencatat telepon dari nasabah, apalagi untuk masalah sepenting ini? Apa dong gunanya saya khusus instruksikan untuk mencatat bahwa saya menolak menerima pengiriman kartu tersebut?
Akhirnya saya minta kembali CS untuk mencatat bahwa saya 1 minggu sebelumnya sudah menolak menerima kartu tersebut dan sudah saya kembalikan ke kurir. Saya juga minta dicatat bahwa minggu lalu saya sudah menelpon dan ternyata tidak dicatat di sistem. Dan saya sekaligus mengajukan komplain karena saya dibuatkan kartu yang tidak pernah saya minta.
Apakah ini akhir dari keseluruhan episode? Ternyata tidak.
Seminggu kemudian, saya ditelepon oleh CS untuk konfirmasi “permintaan untuk menutup kartu” . Dengan “terpaksa”, saya berikan “kuliah” mengenai: (a) saya tidak pernah meminta untuk membuat kartu; (b) kartu yang dikirimkan sudah saya tolak; (c) saya tidak perlu meminta untuk menutup kartu, karena bukan saya yang membuka; (d) adalah kewajiban Bank M untuk “mengurus” kartu tersebut, tanpa perlu konfirmasi ke saya lagi, karena secara hukum, kartu tersebut bukanlah kartu saya; dan (e) saya masih belum mendapat penjelasan apapun dari Bank M mengenai mengapa saya dibuatkan kartu tersebut.
Itu sudah 1 minggu yang lalu. Dan sampai sekarang Bank M belum menghubungi saya kembali untuk menjelaskan kenapa saya dibuatkan kartu kredit tanpa ada permintaan dari saya.
Moral of the story: hati-hati dengan modus pemaksaan pembuatan kartu kredit seperti ini.