Menarik sekali melihat Indonesian Idol di RCTI. Ditargetkan sebagai saingan AFI di Indosiar, sejak awal RCTI menempatkan Indonesian Idol sebagai sesuatu yg “berbeda”. Memang sih, kalau dilihat format acara American Idol, memang berbeda sekali pendekatannya dari AFI. Sejak awal, seluruh peserta sudah berhadapan dengan dewan juri, yg sudah memberikan komentar2 yg pedas. Bagaimana dengan Indonesian
Sabtu kemaren, konser AFI pertama yg ada eliminasinya. Akhirnya Jovita harus pulang duluan. Tapi menarik sekali memang, mengutip yg dikatakan Tri Utamie: Pemirsa sudah lebih pintar dalam memilih. Buktinya, bisa dibilang Top 5 suara terbanyak memang diraih oleh orang2 yg suaranya bagus. Setidaknya not bad lah. Dan dengan jujur kita harus bilang, bahwa Jovita memang
Kali ini, kami agak ketipu. Tadinya kami kira, Konser kali ini sudah langsung ada yg di eliminasi, jadi udah mulai nebak2 siapa yg bakal keluar. Ternyata, baru minggu depan ya, eliminasi nya =) Entah kenapa, konser kali ini rasanya lebih jelek daripada konser minggu lalu. Mungkin krn tiap peserta udah mulai nyanyi solo, dan mulai
Hari Sabtu kemaren, Indosiar menyiarkan Konser Perdana AFI 2. Konser pertama AFI angkatan ke dua, jadi belum ada eliminasi. Tapi ada bbrp hal menarik yg bisa kita lihat, termasuk perbandingan dengan AFI 1. Krn ke-12 akademia AFI 1 juga tampil di konser ini. Awal acara sempat terlihat agak kacau, terutama sound system nya. Masa kadang2
Hari Senin kemaren, Indosiar menyiarkan secara langsung Konser Akademia AFI dari Bandung, tepatnya dari Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Konser ini untuk promosi album mereka, jadi lagu2 yg dibawakan juga lagu2 dari album baru tersebut. Salah satu hal yg membuat aku tertarik untuk nonton acara ini, krn diadakan di Sabuga. Pengen juga ngeliat Sabuga, gimana kondisinya
Senin kemaren, krn libur, aku dan Eva nonton Runaway Jury di Plasa Senayan. Film ini direkomendasikan beberapa orang, jadi kami pengen nonton juga. Lagian, film ini diambil dari novel John Grisham, yg biasanya sangat menarik. Flow cerita lumayan menegangkan, terutama di awal2 cerita. Justru kebelakang jadi agak melambat, apalagi krn sejak ditengah2, kita sudah bisa
Hari Sabtu kemaren, sekali lagi Indosiar mengadakan seleksi Akademia AFI 2, tahap 2. Kali ini untuk kota Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Kali ini, aku nonton acara ini tanpa bermaksud untuk berpihak pada salah satu peserta. Toh aku ngga punya ikatan apapun dengan ketiga kota itu =) Cuman ada bbrp hal yg perlu aku sebutkan disini.
Kemaren ngga sengaja ngeliat iklan Djarum di TV. Bagus banget iklannya, cerita tentang persahabatan 2 orang. Masalahnya, iklan itu muncul sekitar jam 8.30 malam. Bukannya menurut UU iklan rokok hanya boleh setelah jam 9.30 malam? Ada yg bisa kasih komentar?
Hari Sabtu kemaren, Indosiar mulai melakukan seleksi akhir untuk Akademi Fantasi Indosiar (AFI) 2. Dari 3 kota, Jakarta – Bandung – Medan, masing2 ada 3 orang. Itupun 3 orang itu sebenarnya sudah menyisihkan ribuan orang (katanya) di tiap kota. Tiap kota hanya bisa diwakili oleh 2 orang, jadi 1 orang harus gugur dari tiap kota.
Beberapa kali nonton acara AFI, trus ngeliat Veri tampil di Konser Ena’O di Indosiar, saya perhatikan ada beberapa poster yg dipegang penonton yg ada tulisan “Horas!”. Bahkan Veri (dan Yenni) sewaktu membuat yel di AFI juga ikut menggunakan “Horas!”. Ini jadi membingunkan, terutama untuk orang2 yg datang dari Medan, seperti saya. “Horas” itu digunakan oleh
